2/3.6 Cita-cita Ekonomi Merdeka
Pembangunan ekonomi
Indonesia setelah kemerdekaan, haruslah didasarkan pada cita-cita awal
kemerdekaan. Sudah tentu nantinya industrialisasi memegang peranan dalam
membawa perubahan masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih teratur
dengan menggunakan hasil teknik modern.
Menurut Muh. Hatta, ada tiga hal yang berkaitan
dengan pembangunan perekonomian Indonesia yang harus dihadapi yaitu:
Soal ideologi: bagaimana mengadakan susunan ekonomi
yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong.
Soal praktik: politik perekonomian apa yang praktis
dan perlu dijalankan dengan segera di masa yang akan datang.
Soal koordinasi: bagaimana mengatur pembangunan
perekonomian Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan berhubungan dengan
pembangunan di seluruh dunia.Kesenjangan ekonomi merupakan fenomena yang
menonjol selama masa PJP I. angka kemiskinan masyarakat Indonesia memang
mengalami penurunan. Akan tetapi tingkat kemiskinan dan kualitas hidup dan
kehidupan masyarakat semakin merosot jauh. Praktik perekonomian yang dijalankan
selama lebih dari 50 tahun kemerdekaan ternyata masih menimbulkan berbagai
persoalan.
Sejak tahun 1993, Indoensia mulai mengubah paradigma pembangunan dengan lebih menekankan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini diakibatkan masih besarnya jumlah rakyat Indonesia yang miskin. Setelah berjalan selama empat puluh tahun, pemerintahan berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 22,5 juta orang pada tahun 1997 atau sekitar 11,3 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sistem dan model pembangunan ekonomi dan bisnis selama ini telah sesuai dengan kehendak dan cita-cita bersama.
Perkembangan bisnis yang terjadi saat ini mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial ekonomi dalam masyarakat. Tanpa memperhatikan persoalan sistem dan model hubungan bisnis yang dijalankan, maka peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi tidak relevan dalam menghadapi pasar global.
Sejak tahun 1993, Indoensia mulai mengubah paradigma pembangunan dengan lebih menekankan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini diakibatkan masih besarnya jumlah rakyat Indonesia yang miskin. Setelah berjalan selama empat puluh tahun, pemerintahan berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi sekitar 22,5 juta orang pada tahun 1997 atau sekitar 11,3 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sistem dan model pembangunan ekonomi dan bisnis selama ini telah sesuai dengan kehendak dan cita-cita bersama.
Perkembangan bisnis yang terjadi saat ini mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial ekonomi dalam masyarakat. Tanpa memperhatikan persoalan sistem dan model hubungan bisnis yang dijalankan, maka peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi tidak relevan dalam menghadapi pasar global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar