6/7.2 Garis
Kemiskinan
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk
memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam
praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan
juga definisi kemiskinan)
lebih tinggi di negara maju daripada di negara
berkembang.
Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat
yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi
yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan
pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan. Proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya
terletak di bawah garis kemiskinan nasional yang disepakati resmi pemerintah.
Garis kemiskinan ini merupakan batas pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan minimal kalori yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas, ditambah
dengan kebutuhan non makanan (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan,
transpor dan kebutuhan pokok lainnya). Karena data pendapatan tidak tersedia,
maka dipakai pendekatan data konsumsi (pengeluaran).
Termasuk pengeluaran adalah perkiraan nilai barang dan jasa yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri dan pemberian dari pihak lain.
Menghitung proporsi penduduk miskin (Po) dengan cara membagi jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk (dinyatakan dalam persentase), yang diformulasikan sebagai berikut:
Po =
Banyaknya penduduk miskin
X 100%
Jumlah penduduk
Termasuk pengeluaran adalah perkiraan nilai barang dan jasa yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri dan pemberian dari pihak lain.
Menghitung proporsi penduduk miskin (Po) dengan cara membagi jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk (dinyatakan dalam persentase), yang diformulasikan sebagai berikut:
Po =
Banyaknya penduduk miskin
X 100%
Jumlah penduduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar