6/7.3
Penyebab Dan Dampak Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sangat
multidimensional dan disebabkan oleh berbagai hal yang saling mengkait antara
satu dengan yang lain. Mudrajat (2000:106) mengatakan bahwa perang, pertanian
yang masih subsisten dan tradisional merupakan salah satu penyebab terjadinya
kemiskinan.
Sedangkan menurut Sharp, et al dalam Mudrajad
(2000:107) bahwa kemiskinan dari sudut pandang ekonomi antara lain:
a. Secara mikro, kemiskinan terjadi
karena adanya perbedaan kepemilikan pendapatan
b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan
dalam kualitas Sumber Daya Alam
c. Penyebab kemiskinan bermuara
pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious
circle of poverty)
Selain dua pendapat tersebut diatas, Breman dalam
Misbach (2004:30), mengatakan bahwa bagi kaum miskin “jalan menuju ke atas
seringkali dirintangi, sedangkan jalan ke bawah terlalu mudah dilalui”.
Munculnya kemapanan kemiskinan dikalangan masyarakat miskin lebih disebabkan
karena himpitan struktural, karena kemiskinan yang kronis itulah kaum miskin
mudah ditaklukkan dan dikelola untuk mengikuti kemauan dan kepentingan golongan
elit berkuasa. Kemiskinan tidak semata-mata muncul karena kebudayaan tetapi
lebih berkaitan dengan tatanan ekonomi dan sosial yang membatasi peluang kaum
miskin untuk keluar dari belenggu kemiskinan.
Dampak dari
kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks.
1.
Pengangguran.
Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka
tahun 2007 saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup “fantastis”
mengingat krisis multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini. Dengan
banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan
karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran
telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan
dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat
pengeluaran rata-rata.
2. Kekerasan.
Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir
ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari
nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi
seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas
pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara
mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau
sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga
dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
3.
Pendidikan.
Tingkat putus sekolah yang tinggi
merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat
masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu.
Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah
kesulitan.Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam.
Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan
seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran
akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di
segala bidang.
4.
Kesehatan.
Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat
mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar
menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga,
biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
5. Konflik sosial bernuansa SARA.
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat
ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi
bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan “keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,
persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan
identitas yang subjektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda
negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin.
Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi
hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan maupun
perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar